LEGENDAQQ || Seorang pria ditemukan tewas setelah menaiki wahana bermain Roller Coaster bersama teman-temannya. Awalnya teman-temannya mengira korban sedang tertidur di kursi Roller Coaster. Tetapi setelah teman-temannya berusaha membangunkannya dan korban tidak segera bangun, mereka pun panik dan segera memanggil ambulan.
Hasil investigasi TKP: Identitas korban diketahui bernama Kisyadi (L, Mahasiswa, 23th). Korban ditemukan tewas di kursi Roller Coaster yang telah dinaikinya. Penyebab kematian korban adalah serangan jantung. Akan tetapi korban tidak memiliki riwayat penyakit jantung sama sekali. Korban membawa sebuah tas pinggang dan dititipkan di tempat penitipan barang sebelum menaiki wahana Roller Coaster. Di dalam tas pinggang korban hanya terdapat sebuah smartphone, dompet, kunci sepeda motor, kunci kamar kost, uang recehan, dan satu sachet obat magh yang masih utuh.
Dari informasi yang telah didapatkan, sebelum menaiki wahana Roller Coaster, korban bersama ketiga temannya sarapan bersama di rumah salah satu temannya dan kemudian berangkat bersama menuju wahana bermain dengan menaiki mobil.
Keterangan Aini (P, Mahasiswa, 23th): “Sebelum berangkat ke wahana, kami berempat sarapan bersama di rumah Hanna. Bahkan Hanna sendiri yang masak sarapan untuk kami. Saat sarapan, Kisyadi sempat mengeluh air minumnya terasa aneh, tapi Hanna bilang bahwa air minumnya sama semua dan mungkin karena efek kurang sehat air minum yang diminum Kisyadi terasa aneh sehingga Kisyadi tetap meminumnya sampai habis. Saat perjalanan dengan menaiki mobil Hanna, aku sempat memberinya vitamin C agar dia tidak sampai terlalu lelah setelah bermain seharian nanti.”
Barang bawaan Aini: Smartphone, dompet, kunci sepeda motor, kunci kamar kost, buku catatan kecil, sapu tangan, dan 5 sachet vitamin c bentuk tablet.
Keterangan Hanna (P, Mahasiswa, 22th): “Aku mengundang mereka bertiga sarapan bersama di rumahku sebelum berangkat ke wahana bermain. Semua makanan dan minuman aku yang memasaknya dan menyajikannya sendiri ke teman-temanku. Setelah makan, aku mencuci piring dan gelas kotor bersama Aini di dapur. Lalu kami berempat berangkat menuju wahana bermain memakai mobilku dan aku sendiri yang mengemudikan mobil. Sesampai di wahana, aku mengajak teman-teman untuk menaiki Roller Coaster terlebih dahulu, karena jika menunggu agak siang antrenya semakin ramai.”
Barang bawaan Hanna: Smartphone, dompet, kunci mobil, tisu, dan satu botol kecil suplemen calcium gluconate.
Keterangan Reina (P, Mahasiswa, 24th): “Kami berempat kumpul bersama dahulu di rumah Hanna untuk sarapan sebelum ke wahana bermain. Semua makanan dan minuman disajikan Hanna sendiri karena orang tuanya sedang pergi ke luar kota. Setelah selesai makan, Hanna dan Aini membereskan semua piring dan gelas kotor, sedangkan aku dan Kisyadi asyk ngobrol berdua di meja makan. Saat itu Kisyadi terlihat kurang sehat. Saat aku tanya, ternyata dia sedang masuk angin, lalu aku beri dia satu sachet obat masuk angin cair dan langsung di minumnya. Setelah itu kami berempat pergi ke wahana bersama.”
Barang bawaan Reina: Smartphone, dompet, tisu basah, kunci sepeda motor, kunci kamar kost, dan 3 sachet obat masuk angin.
Informasi tambahan: Kisyadi duduk di kursi Roller Coaster paling depan sendiri bersama dengan Reina. Di belakangnya ada Aini dan Hanna. Dalam wahan Roller Coaster, di tengah permainan kereta Roller Coaster melewati sebuah terowongan gelap selama kurang lebih 5 detik. Reina merupakan kekasih Kisyadi dan sudah 1 tahun mejalin hubungan dan selalu terlihat mesra. Hanna adalah mantan kekasih Kisyadi, mereka terpaksa mengakhiri hubungan yang sudah dijalinnya selama 3 tahun karena alasan tertentu. Aini diam-diam menyukai Kisyadi, tapi dia menyembunyikan perasaannya karena Kisyadi sudah memiliki Reina.
Pertanyaan:
Apakah korban tewas karena murni dari faktor menurunnya kesehatan korban atau ada faktor lain yang menyebabkan korban tewas? Berikan penjelasan anda selengkap mungkin.
Final Conclusion:Kematian korban bukanlah murni dari faktor menurunnya kesehatan korban, akan tetapi ada seseorang yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk membunuh korban agar seolah-olah kematiannya seperti kecelakaan. Pelaku memanfaatkan sebuah obat yang diberikan kepada korban dan mengakibatkan efek samping irama detak jantung yang tidak beraturan dan cenderung cepat. Aini memberikan vitamin C bentuk tablet ke korban dan langsung dimakannya, akan tetapi efek samping vitamin C tidak mempercepat irama detak jantung. Jadi, Aini bukanlah pelakunya. Reina memberikan obat masuk angin kepada korban dan langsung diminum oleh korban, akan tetapi efek samping dari obat masuk angin tidak mempercepat irama detak jantung. Jadi, Reina bukanlah pelakunya dan tersisa satu orang yaitu Hanna.
Dalam keterangannya memang Hanna tidak memberikan obat apa pun, tapi lain cerita jika minuman korban yang diberi obat. Hanna sudah merencakan hal tersebut dan mengajak mereka bertiga sarapan bersama. Dalam kesempatan itu, semua makanan dan minuman Hanna sendiri yang menyajikannya, dan di saat itulah dia mencampurkan minuman korban dengan obat suplemen yang kebetulan selalu dibawanya yaitu Calcium Gluconate dalam dosis tinggi. Calcium Gluconate merupakan obat untuk penyakit darah rendah, dan salah satu efek samping dari obat tersebut adalah mengakibatkan pengguna mengalami irama detak jantung yang tidak beraturan dan cenderung berdetak cepat. Dengan begitu, setelah korban meminum obat tersebut dalam dosis yang tinggi dan dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, efek samping obat dari Hanna cepat bereaksi. Kemudian korban menaiki wahana Roller Coaster dengan teman-temannya. Wahana Roller Coaster sendiri dapat memciuc adrenalin dan mempercepat detak jantung bagi yang menaikinya, sehingga di tengah permainan, detak jantung korban berdetak lebih cepat dan ditambah dengan efek samping obat dari Hanna yang kemudian mengakibatkan korban mengalami serangan jantung dan tewas di tengah permainan.
Bukti pertama bahwa Hanna telah memberi obat pada korban adalah dari keterangan Aini yang menyebutkan bahwa korban merasakan air minumnya terasa aneh sedangkan teman-teman yang lainnya tidak. Itu artinya, air minum milik korban telah dicampur dengan obat sehingga terasa aneh saat diminum oleh korban. Kemudian pelaku langsung mencuci piring dan gelas kotor untuk menghilangkan jejak tersebut. Bukti kedua adalah dia membawa obat yang digunakan untuk membunuh korban. Dia memanfaatkan efek samping dari obat tersebut untuk membunuh korban. Bukti ketiga adalah dari keterangan pelaku sendiri yang mengajak segera untuk menaiki Roller Coaster. Hal itu dilakukan agar efek samping obat yang diberikan kepada korban lebih cepat bereaksi.
Trik pembunuhan yang dilakukan Hanna tingkat keberhasilannya 50:50, karena efek samping yang muncul dari obat yang diberikannya akan berbeda di setiap tubuh manusia dan kondisi kesehatan pengguna. Jadi, dalam kasus ini kondisi kesehatan korban dalam keadaan kurang baik sehingga membuat korban terkena efek samping obat yang lebih cepat.